بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Oleh
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
Mukaddimah
Virus hati yang bernama cinta ternyata telah banyak memakan korban. Mungkin anda pernah mendengar seorang remaja yang nekat bunuh diri disebabkan putus cinta, atau tertolak cintanya. Atau anda pernah mendengar kisah Qeis yang tergila-gila kepada Laila. Kisah cinta yang bermula sejak mereka bersama mengembala domba ketika kecil hingga dewasa. Akhirnya sungguh tragis, Qeis benar-benar menjadi gila ketika laila dipersunting oleh pria lain. Apakah anda pernah mengalami problema seperti ini atau sedang mengalaminya? mau tau terapinya? Mari sama-sama kita simak terapi mujarab yang disampaikan Ibnu Qoyyim dalam karya besarnya Zadul Ma’ad.
Virus hati yang bernama cinta ternyata telah banyak memakan korban. Mungkin anda pernah mendengar seorang remaja yang nekat bunuh diri disebabkan putus cinta, atau tertolak cintanya. Atau anda pernah mendengar kisah Qeis yang tergila-gila kepada Laila. Kisah cinta yang bermula sejak mereka bersama mengembala domba ketika kecil hingga dewasa. Akhirnya sungguh tragis, Qeis benar-benar menjadi gila ketika laila dipersunting oleh pria lain. Apakah anda pernah mengalami problema seperti ini atau sedang mengalaminya? mau tau terapinya? Mari sama-sama kita simak terapi mujarab yang disampaikan Ibnu Qoyyim dalam karya besarnya Zadul Ma’ad.
Beliau berkata : Gejolak cinta adalah
jenis penyakit hati yang memerlukan penanganan khusus disebabkan perbedaannya
dengan jenis penyakit lain dari segi bentuk, sebab maupun terapinya. Jika telah
menggerogoti kesucian hati manusia dan mengakar di dalam hati, sulit bagi para
dokter mencarikan obat penawarnya dan penderitanya sulit disembuhkan.
Allah mengkisahkan penyakit ini di
dalam Al-Quran tentang dua tipe manusia, pertama wanita dan kedua kaum homoseks
yang cinta kepada mardan (anak laki-laki yang rupawan). Allah mengkisahkan
bagaimana penyakit ini telah menyerang istri Al-Aziz gubernur Mesir yang
mencintai Nabi Yusuf, dan menimpa Kaum Luth. Allah mengkisahkan kedatangan para
malaikat ke negeri Luth
Dan datanglah penduduk kota itu (ke
rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata:
“Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu
(kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina
“.Mereka berkata: “Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi)
manusia?” Luth berkata: “Inilah puteri-puteri (negeri) ku (kawinlah dengan
mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)”. (Allah berfirman):
“Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam
kemabukan (kesesatan)”. [Al-Hijr: 68-72]
KEBOHONGAN KISAH CINTA NABI DENGAN
ZAINAB BINTI JAHSY
Ada sekelompok orang yang tidak tahu menempatkan kedudukan Rasul sebagaimana layaknya, beranggapan bahwa Rasulullah tak luput dari penyakit ini sebabnya yaitu tatkala beliau melihat Zaenab binti Jahsy sambil berkata kagum: Maha Suci Rabb yang membolak-balik hati, sejak itu Zaenab mendapat tempat khusus di dalam hati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, oleh karena itu Beliau berkata kepada Zaid bin Haritsah: Tahanlah ia di sisimu hingga Allah menurunkan ayat:
Ada sekelompok orang yang tidak tahu menempatkan kedudukan Rasul sebagaimana layaknya, beranggapan bahwa Rasulullah tak luput dari penyakit ini sebabnya yaitu tatkala beliau melihat Zaenab binti Jahsy sambil berkata kagum: Maha Suci Rabb yang membolak-balik hati, sejak itu Zaenab mendapat tempat khusus di dalam hati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, oleh karena itu Beliau berkata kepada Zaid bin Haritsah: Tahanlah ia di sisimu hingga Allah menurunkan ayat:
“Artinya : Dan (ingatlah), ketika
kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan ni`mat kepadanya dan
kamu (juga) telah memberi ni`mat kepadanya : “Tahanlah terus isterimu dan
bertakwalah kepada Allah”, sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah
akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih
berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap
isterinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada
keberatan bagi orang mu’min untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat
mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada
isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi” [Al-Ahzab :37] [1]
Sebagain orang beranggapan ayat ini
turun berkenaan kisah kasmaran Nabi, bahkan sebagian penulis mengarang buku
khusus mengenai kisah kasmaran para Nabi dan meyebutkan kisah Nabi ini di
dalamnya. Hal ini terjadi akibat kejahilannya terhadap Al-Quran dan kedudukan
para Rasul, hingga ia memaksakan kandungan ayat apa-apa yang tidak layak
dikandungnya dan menisbatkan kepada Rasulullah suatu perbuatan yang Allah
menjauhkannya dari diri Beliau .
Kisah sebenarnya, bahwa Zainab binti
Jahsy adalah istri Zaid ibn Harisah .–bekas budak Rasulullah– yang diangkatnya
sebagai anak dan dipanggil dengan Zaid ibn Muhammad. Zainab merasa lebih tinggi
dibandingkan Zaid. Oleh Sebab itu Zaid ingin menceraikannya. Zaid datang
menemui Rasulullah minta saran untuk menceraikannya, maka Rasulullah
menasehatinya agar tetap memegang Zainab, sementara Beliau tahu bahwa Zainab
akan dinikahinya jika dicerai Zaid. Beliau takut akan cemoohan orang jika
mengawini wanita bekas istri anak angkatnya. Inilah yang disembunyikan Nabi
dalam dirinya, dan rasa takut inilah yang tejadi dalam dirinya. Oleh karena itu
di dalam ayat Allah menyebutkan karunia yang dilimpahkanNya kepada Beliau dan
tidak mencelanya karena hal tersebut sambil menasehatinya agar tidak perlu
takut kepada manusia dalam hal-hal yang memang Allah halalkan baginya sebab Allah-lah
yang seharusnya ditakutinya. Jangan Sampai beliau takut berbuat sesuatu hal
yang Allah halalkan karena takut gunjingan manusia, setelah itu Allah
memberitahukannya bahwa Allah langsung yang akan menikahkannya setelah Zaid
menceraikan istrinya agar Beliau menjadi contoh bagi umatnya mengenai kebolehan
menikahi bekas istri anak angkat, adapun menikahi bekas istri anak kandung maka
hal ini terlarang.sebagaimana firman Allah:
“Artinya : Muhammad itu sekali-kali
bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu” [Al-Ahzab: 40]
Allah berfirman di pangkal surat ini:
“Artinya : Dan Dia tidak menjadikan
anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah
perkataanmu di mulutmu saja” [Al-Ahzab : 4]
Perhatikanlah bagaiamana pembelaan
terhadap Rasulullah ini, dan bantahan terhadap orang-orang yang mencelanya.
Wabillahi at-Taufiq.
Tidak dipungkiri bahwa Rasulullah
sangat mencintai istri-istrinya. Aisyah adalah istri yang paling dicintainya,
namun kecintaannya kepada Aisyah dan kepada lainnya tidak dapat menyamai
cintanya tertinggi, yakni cinta kepada Rabbnya. Dalam hadis shahih:
“Artinya : Andaikata aku dibolehkan
mengambil seorang kekasih dari salah seorang penduduk bumi maka aku akan
menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih”[2]
KRITERIA MANUSIA YANG BERPOTENSI
TERJANGKIT PENYAKIT AL-ISYQ
Penyakit al-isyq akan menimpa orang-orang yang hatinya kosong dari rasa mahbbah (cinta) kepada Allah, selalu berpaling dariNya dan dipenuhi kecintaan kepada selainNya. Hati yang penuh cinta kepada Allah dan rindu bertemu dengaanNya pasti akan kebal terhadap serangan virus ini, sebagaimana yang terjadi dengan Yusuf alaihis salam:
Penyakit al-isyq akan menimpa orang-orang yang hatinya kosong dari rasa mahbbah (cinta) kepada Allah, selalu berpaling dariNya dan dipenuhi kecintaan kepada selainNya. Hati yang penuh cinta kepada Allah dan rindu bertemu dengaanNya pasti akan kebal terhadap serangan virus ini, sebagaimana yang terjadi dengan Yusuf alaihis salam:
“Artinya ; Sesungguhnya wanita itu
telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud
(melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tiada melihat tanda (dari)
Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan
kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih”
[Yusuf : 24]
Nyatalah bahwa Ikhlas merupakan immunisasi manjur yang dapat menolak virus ini
dengan berbagai dampak negatifnya berupa perbuatan jelek dan keji.Artinya
memalingkan seseorang dari kemaksiatan harus dengan menjauhkan berbagai sarana
yang menjurus ke arah itu .
Berkata ulama Salaf: penyakit cinta
adalah getaran hati yang kosong dari segala sesuatu selain apa yang dicinta dan
dipujanya. Allah berfirman mengenai Ibu Nabi Musa:
“Artinya ; Dan menjadi kosonglah hati
ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa,
seandainya tidak Kami teguhkan hatinya” [Al-Qasas :11]
Yakni kosong dari segala sesuatu
kecuali Musa karena sangat cintanya kepada
Musa dan bergantungnya hatinya kepada Musa.
Musa dan bergantungnya hatinya kepada Musa.
BAGAIMANA VIRUS INI BISA BERJANGKIT ?
Penyakit al-isyq terjadi dengan dua sebab, Pertama : Karena mengganggap indah apa-apa yang dicintainya. Kedua: perasaan ingin memiliki apa yang dicintainya. Jika salah satu dari dua faktor ini tiada niscaya virus tidak akan berjangkit. Walaupun Penyakit kronis ini telah membingungkan banyak orang dan sebagian pakar berupaya memberikan terapinya, namun solusi yang diberikan belum mengena.
Penyakit al-isyq terjadi dengan dua sebab, Pertama : Karena mengganggap indah apa-apa yang dicintainya. Kedua: perasaan ingin memiliki apa yang dicintainya. Jika salah satu dari dua faktor ini tiada niscaya virus tidak akan berjangkit. Walaupun Penyakit kronis ini telah membingungkan banyak orang dan sebagian pakar berupaya memberikan terapinya, namun solusi yang diberikan belum mengena.
MAKHLUK DICIPTAKAN SALING MENCARI
YANG SESUAI DENGANNYA
Berkata Ibn al-Qayyim: ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hikmahNya menciptakan makhlukNya dalam kondisi saling mencari yang sesuai dengannya, secara fitrah saling tertarik dengan jenisnya, sebaliknya akan menjauh dari yang berbeda dengannya.
Berkata Ibn al-Qayyim: ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hikmahNya menciptakan makhlukNya dalam kondisi saling mencari yang sesuai dengannya, secara fitrah saling tertarik dengan jenisnya, sebaliknya akan menjauh dari yang berbeda dengannya.
Rahasia adanya percampuran dan
kesesuaian di alam ruh akan mengakibatkan adanya keserasian serta kesamaan,
sebagaimana adanya perbedaan di alam ruh akan berakibat tidak adanya keserasian
dan kesesuaian. Dengan cara inilah
tegaknya urusan manusia. Allah befirman:
tegaknya urusan manusia. Allah befirman:
“Artinya : Dialah Yang menciptakan
kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan isterinya, agar dia
merasa senang kepadanya” [Al-A'raf :189]
Dalam ayat ini Allah menjadikan sebab
perasaan tentram dan senang seorang lelaki terhadap pasangannya karena berasal
dari jenis dan bentuknya. Jelaslah faktor pendorong cinta tidak bergantung
dengan kecantikan rupa, dan tidak pula karena adanya kesamaan dalam tujuan dan
keingginan, kesamaan bentuk dan dalam mendapat petunjuk, walaupun tidak
dipungkiri bahwa hal-hal ini merupakan salah satu penyebab ketenangan dan
timbulnya cinta.
Nabi pernah mengatakan dalam sebuah
hadisnya:
“Artinya : Ruh-ruh itu ibarat tentara
yang saling berpasangan, yang saling mengenal sebelumnya akan menyatu dan yang
saling mengingkari akan berselisih “[3]
Dalam Musnad Imam Ahmad diceritakan
bahwa asbabul wurud hadis ini yaitu ketika seorang wanita penduduk Makkah yang
selalu membuat orang tertawa hijrah ke Madinah ternyata dia tinggal dan bergaul
dengan wanita yang sifatnya sama sepertinya yaitu senang membuat orang tertawa.
Karena itulah nabi mengucapkan hadis ini.
Karena itulah syariat Allah akan
menghukumi sesuatu menurut jenisnya, mustahil syariat menghukumi dua hal yang
sama dengan perlakuan perbeda atau mengumpulkan dua hal yang kontradiktif.
Barang siapa yang berpendapat lain maka jelaslah karena minimnya ilmu
pengetahuannya terhadap syariat ini atau kurang memahami kaedah persamaan dan
sebaliknya.
Penerapan kaedah ini tidak saja
berlaku di dunia lebih dari itu akan diterapkan pula di akhirat, Allah berfirman:
“Artinya : (kepada malaikat
diperintahkan): Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat
mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah” [As-Shaffat : 23]
Umar ibn Khtaab dan seteelahnya Imam
Ahmad pernah berkata mengenai tafsiran wajahum yakni yang sesuai dan mirip
dengannya .Allah juga berfirman
“Artinya : Dan apabila jiwa
dipertemukan” [At-Takwir : 7]
Yakni setiap orang akan digiring
dengan orang-orang yang sama prilakunya dengannya, Allah akan menggiring antara
orang-orang yang saling mencintai kareNya di dalam surga dan akan menggiring
orang orang yang saling bekasih-kasihan diatas jalan syetan di neraka Jahim,
tiap oran akan digiring dengan siapa yang dicintainya mau tidak mau. Di dalam
mustadrak Al-Hakim disebukan bahwa Nabi bersabda:
“Artinya : Tidaklah seseorang
mencintai suatu kaum kecuali akan digiring bersama mereka kelak” [4]
[Diterjemahkan oleh : Ustadz Ahmad
Ridwan,Lc (Abu Fairuz Al-Medani), Dari kitab : Zadul Ma'ad Fi Hadyi Khairi
Ibad, Juz 4, halaman 265-274, Penulis Ibnu Qayyim Al-Jauziah]
_________
Foote Note
[1]. Ini berita batil yang diriwayatkan oleh Ibn Sa’ad dalam at-Tabaqat/101-102, dan al-Hakim 3/23 dari jalan Muhammad ibn Umar al Waqidi seorang yang Matruk (ditinggalkan)– dan sebagian menggapnya sebagai pemalsu hadis, dari Muhakmmad ibn Yahya ibn Hibban–seorang yang siqah –namun riwayat yang diriwayatkannya dari Nabi sekuruhnya mursal. Kebatilah riwayat ini telah diterangkan oleh para ulama almuhaqqiqin. Mereka berkata: Penukil riwayat ini dan yang menggunakan ayat ini sebagai dalil terhadap prasangka buruk mereka mengenai Rasulullah sebenranya tidak meletetakkan kedudukan kenabian Rasulullah sebagaimana layaknya, dan tidak mengerti makna kemaksuman Beliau. Sesungguhnya yang disembunayikan Nabi di dalam dirinya dan belakangan Allah nampakkan adalah berita yang Allah sampaikan padanya bahwa kelak Zaenab akan menjadi istrinya. Faktor yang membuat nabi menyembunyikan berita ini tidak lain disebabkan perasaan takut beliau terhadap perkataan orang bahwa Beliau tega menikahi istri anak angkatnya . Sebenarnya dengan kisah ini Allah ingin membatakan tadisi jahiliyyah ini dalam hal adopsi , yaitu dengan menikahkan Rasulullah dengan istri anak angkatnya. Peristiwa yang terjadi dengan Rasulullah ini sebagai pemimpin manusia akan lebih diterima dan mengena di hati mereka.. Lihat Ahkam Alquran 3/1530,1532 karya Ibn Arabi dan Fathul Bari 8/303, Ibn Kastir 3/492, dan Ruhul Ma’ani 22/24-25.
[2]. Hadis diriwayatkan oleh Bukhari 7/15 dalam bab fadhail sahabat Nabi, dari jalan Abdullah ibn Abbas, dan diriwayatkan oleh Imam Muslim (2384) dalam Fadail Sahabat, bab keutamaan Abu Bakar, dari jalan Abdullah ibn Masud, dan keduanya sepakat meriwayatkan dari jalan Abu Sa’id al-khudri.
[3]. Hadis Riwayt Bukhari 7/267dari hadis Aisyah secara muallaq, dan Muslim (2638) dari jalan Abu Hurairah secara mausul
[4]. Diriwayatkan oleh Ahmad 6/145, 160, dan an-Nasai dari jalan Aisyah Bahwa Rasulullah Saw bersabda: Aku bersumpah terhadap tiga hal, Allah tidak akan menjadikan orang-orang yang memiliki saham dalam Islam sama dengan orang yang tidak memiliki saham, saham itu yakni: Sholat, puasa dan zakat. Tidak lah Allah mengangkat seseorang di dunia, kemudain ada selainNya yang dapat mengankat (derajatnya) di hari kiamat. Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum kecuali kelak Allah akan menggumpulkannya bersama (di akhirat). Kalau boleh aku bersumpat terhadap yang keempat dan kuharap aku tiodak berdosa dalam hal ini yaitu tidaklah seseorang memberi pakaian kepada orang lain (untuk menutupi auratnya) kecuali Allah akn memberikannya pakaian penutup di hari kiamat. Para perawi hadis ini stiqah kecuali Syaibahal-khudri (di dalam Musnad di tulis keliru dengan al-isyq-hadromi). Dia meriwayatkan dari Urwah, dan dia tidak di tsiqahkan kecuali oleh Ibn Hibban, namun ada syahidnya dari hadist Ibn Masud dari jalur Abu Yala, dan Thabrani dari jalur Abu Umamah, dengan kedua jalan ini hadis ini menjadi sahih.
_________
Foote Note
[1]. Ini berita batil yang diriwayatkan oleh Ibn Sa’ad dalam at-Tabaqat/101-102, dan al-Hakim 3/23 dari jalan Muhammad ibn Umar al Waqidi seorang yang Matruk (ditinggalkan)– dan sebagian menggapnya sebagai pemalsu hadis, dari Muhakmmad ibn Yahya ibn Hibban–seorang yang siqah –namun riwayat yang diriwayatkannya dari Nabi sekuruhnya mursal. Kebatilah riwayat ini telah diterangkan oleh para ulama almuhaqqiqin. Mereka berkata: Penukil riwayat ini dan yang menggunakan ayat ini sebagai dalil terhadap prasangka buruk mereka mengenai Rasulullah sebenranya tidak meletetakkan kedudukan kenabian Rasulullah sebagaimana layaknya, dan tidak mengerti makna kemaksuman Beliau. Sesungguhnya yang disembunayikan Nabi di dalam dirinya dan belakangan Allah nampakkan adalah berita yang Allah sampaikan padanya bahwa kelak Zaenab akan menjadi istrinya. Faktor yang membuat nabi menyembunyikan berita ini tidak lain disebabkan perasaan takut beliau terhadap perkataan orang bahwa Beliau tega menikahi istri anak angkatnya . Sebenarnya dengan kisah ini Allah ingin membatakan tadisi jahiliyyah ini dalam hal adopsi , yaitu dengan menikahkan Rasulullah dengan istri anak angkatnya. Peristiwa yang terjadi dengan Rasulullah ini sebagai pemimpin manusia akan lebih diterima dan mengena di hati mereka.. Lihat Ahkam Alquran 3/1530,1532 karya Ibn Arabi dan Fathul Bari 8/303, Ibn Kastir 3/492, dan Ruhul Ma’ani 22/24-25.
[2]. Hadis diriwayatkan oleh Bukhari 7/15 dalam bab fadhail sahabat Nabi, dari jalan Abdullah ibn Abbas, dan diriwayatkan oleh Imam Muslim (2384) dalam Fadail Sahabat, bab keutamaan Abu Bakar, dari jalan Abdullah ibn Masud, dan keduanya sepakat meriwayatkan dari jalan Abu Sa’id al-khudri.
[3]. Hadis Riwayt Bukhari 7/267dari hadis Aisyah secara muallaq, dan Muslim (2638) dari jalan Abu Hurairah secara mausul
[4]. Diriwayatkan oleh Ahmad 6/145, 160, dan an-Nasai dari jalan Aisyah Bahwa Rasulullah Saw bersabda: Aku bersumpah terhadap tiga hal, Allah tidak akan menjadikan orang-orang yang memiliki saham dalam Islam sama dengan orang yang tidak memiliki saham, saham itu yakni: Sholat, puasa dan zakat. Tidak lah Allah mengangkat seseorang di dunia, kemudain ada selainNya yang dapat mengankat (derajatnya) di hari kiamat. Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum kecuali kelak Allah akan menggumpulkannya bersama (di akhirat). Kalau boleh aku bersumpat terhadap yang keempat dan kuharap aku tiodak berdosa dalam hal ini yaitu tidaklah seseorang memberi pakaian kepada orang lain (untuk menutupi auratnya) kecuali Allah akn memberikannya pakaian penutup di hari kiamat. Para perawi hadis ini stiqah kecuali Syaibahal-khudri (di dalam Musnad di tulis keliru dengan al-isyq-hadromi). Dia meriwayatkan dari Urwah, dan dia tidak di tsiqahkan kecuali oleh Ibn Hibban, namun ada syahidnya dari hadist Ibn Masud dari jalur Abu Yala, dan Thabrani dari jalur Abu Umamah, dengan kedua jalan ini hadis ini menjadi sahih.
CINTA DAN JENIS-JENISNYA
Cinta memiliki berbagai macam jenis dan tingkatan, yang tertinggi dan paling mulia adalah mahabbatu fillah wa lillah (cinta karena Allah dan di dalam Agama Allah) yaitu cinta yang mengharuskan mencintai apa-apa yang dicintai Allah, yang dilakukan berlandaskan cinta kepada Allah dan RasulNya.
Cinta memiliki berbagai macam jenis dan tingkatan, yang tertinggi dan paling mulia adalah mahabbatu fillah wa lillah (cinta karena Allah dan di dalam Agama Allah) yaitu cinta yang mengharuskan mencintai apa-apa yang dicintai Allah, yang dilakukan berlandaskan cinta kepada Allah dan RasulNya.
Cinta berikutnya adalah cinta yang
terjalin karena adanya kesamaan dalam cara hidup, agama, mazhab, idiologi,
hubungan kekeluargaaan, profesi dan kesamaan dalam hal-hal lainnya.
Diantara jenis cinta lainnya yakni
cinta yang motifnya karena ingin mendapatkan sesuatu dari yang dicintainya,
baik dalam bentuk kedudukan, harta, pengajaran dan bimbingan, ataupun kebutuhan
biologis. Cinta yang didasari hal-hal seperti tadi yaitu al-mahabbah
al-’ardiyah– akan hilang bersama hilangnya apa-apa yang ingin didapatnya dari
orang yang dicintai. Yakinlah bahwa orang yang mencintaimu karena sesuatu akan
meninggalkanmu ketika dia telah mendapat apa yang diinginkannya darimu.
Adapun cinta lainnya adalah cinta
yang berlandaskan adanya kesamaan dan kesesuaian antara yang mencintai dan yang
dicinta. Mahabbah al-isyq termasuk cinta jenis ini tidak akan sirna kecuali
jika ada sesuatu yang menghilangkannya. cinta jenis ini, yaitu berpadunya ruh
dan jiwa, oleh karena itu tidak terdapat pengaruh yang begitu besar baik berupa
rasa was-was, hati yang gundah gulana maupun kehancuran kecuali pada cinta
jenis ini.
Timbul pertanyaan bahwa cinta ini
merupakan bertemunya ikatan batin dan ruh, tetapi mengapa ada cinta yang
bertepuk sebelah tangan? Bahkan kebanyakan cinta seperti ini hanya sepihak dari
orang yang sedang kasamaran saja, jika cinta ini perpaduan jiwa dan ruh maka
tentulah cinta itu akan terjadi antara kedua belah pihak bukan sepihak saja?
Jawabnya yaitu bahwa tidak
terpenuhinya hasrat disebabkan kurangnya syarat tertentu, atau adanya
penghalang sehingga tidak terealisasinya cinta antara keduanya. Hal ini
disebabkan tiga faktor ; Pertama: bahwa cinta ini sebatas cinta karena adanya
kepentingan, oleh karena itu tidak mesti keduanya saling mencintai, terkadang
yang dicintai malah lari darinya. Kedua: adanya penghalang sehingga dia tidak
dapat mencintai orang yang dicintanya, baik karena adanya cela dalam akhlak,
bentuk rupa, sikap dan faktor lainnya. Ketiga: adanya penghalang dari pihak
orang yang dicintai.
Jika penghalang ini dapat
disingkirkan maka akan terjalin benang-benang cinta antara keduanya. Kalau
bukan karena kesombongan, hasad, cinta kekuasaan dan permusuhan dari
orang-orang kafir, niscaya para rasul-rasul akan menjadi orang yang paling
mereka cintai lebih dari cinta mereka kepada diri, keluarga dan harta.
TERAPI PENYAKIT AL-ISYQ
Sebagai salah satu jenis penyakit, tentulah al-isyq dapat disembuhkan dengan terapi-terapi tertentu. Diantara terapi tersebut adalah sebagai berikut:
Sebagai salah satu jenis penyakit, tentulah al-isyq dapat disembuhkan dengan terapi-terapi tertentu. Diantara terapi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jika terdapat peluang bagi orang
yang sedang kasmaran tersebut untuk meraih cinta orang yang dikasihinya dengan
ketentuan syariat dan suratan taqdirnya, maka inilah terapi yang paling utama.
Sebagaimana terdapat dalam sahihain dari riwayat Ibn Mas’ud Radhiyallahu, bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Artinya : Hai sekalian pemuda,
barang siapa yang mampu untuk menikah maka hendaklah dia menikah , barang siap
yang belum mampu maka hendaklah berpuasa karena puasa dapat menahan dirinya
dari ketergelinciran (kepada perbuatan zina)”.
Hadis ini memberikan dua solusi,
solusi utama, dan solusi pengganti. Solusi petama adalah menikah, maka jika
solusi ini dapat dilakukan maka tidak boleh mencari solusi lain. Ibnu Majah
meriwaytkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Artinya : Aku tidak pernah melihat ada
dua orang yang saling mengasihi selain melalui jalur pernikahan”.
Inilah tujuan dan anjuran Allah untuk
menikahi wanita, baik yang merdeka ataupun budak dalam firman-Nya:
“Artinya : Allah hendak memberikan
keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah”.[An-Nisa : 28]
Allah menyebutkan dalam ayat ini
keringanan yang diberikannya terhadap hambaNya dan kelemahan manusia untuk
menahan syahwatnya dengan membolehkan mereka menikahi para wanita yang
baik-baik dua, tiga ataupun empat, sebagaimana Allah membolehkan bagi mereka
mendatangi budak-budak wanita mereka. Sampai-sampai Allah membuka bagi mereka
pintu untuk menikahi budak-budak wanita jika mereka butuh sebagai peredam
syahwat, keringanan dan rahmati-Nya terhadap makluk yang lemah ini.
2. Jika terapi pertama tidak dapat
dilakukan karena tertutupnya peluang menuju orang yang dikasihinya karena
ketentuan syar’i dan takdir, penyakit ini bisa semangkin ganas. Adapun
terapinya harus dengan meyakinkan dirinya bahwa apa-apa yang diimpikannya
mustahil terjadi, lebih baik baginya untuk segera melupakannya. Jiwa yang
berputus asa untuk mendapatkan sesuatu, niscaya akan tenang dan tidak lagi
mengingatnya. Jika ternyata belum terlupakan, akan berpengaruh terhadap jiwanya
sehingga semangkin menyimpang jauh.
Dalam kondisi seperti ini wajib
baginya untuk mencari terapi lain yaitu dengan mengajak akalnya berfikir bahwa
menggantungkan hatinya kepada sesuatu yang mustahil dapat dijangkau adalah
perbuatan gila, ibarat pungguk merindukan bulan. Bukankah orang-orang akan
mengganggapnya termasuk ke dalam kumpulan orang-orang yang tidak waras?
Apabila kemungkinan untuk mendapatkan
apa yang dicintainya tertutup karena larangan syariat, terapinya adalah dengan
mengangap bahwa yang dicintainya itu bukan ditakdirkan menjadi miliknya. Jalan
keselamatan adalah dengan menjauhkan dirinya dari yang dicintainya. Dia harus
merasa bahwa pintu kearah yang diingininya tertutup, dan mustahil tercapai.
3. Jika ternyata jiwanya yang selalu
menyuruhnya kepada kemungkaran masih tetap menuntut, hendaklah dia mau
meninggalkannya karena dua hal, pertama karena takut (kepada Allah) yaitu
dengan menumbuhkan perasaan bahwa ada hal yang lebih layak dicintai, lebih
bermanfaat, lebih baik dan lebih kekal. Seseorang yang berakal jika
menimbang-nimbang antara mencintai sesuatu yang cepat sirna dengan sesuatu yang
lebih layak untuk dicintai, lebih bermanfaat, lebih kekal dan lebih nikmat,
akan memilih yang lebih tinggi derajatnya. Jangan sampai engkau menggadaikan
kenikmatan abadi yang tidak terlintas dalam pikiranmu dengan kenikmatan sesaat
yang segera berbalik menjadi sumber penyakit. Ibarat orang yang sedang bermimpi
indah, ataupun menghayal terbang melayang jauh, ketika tersadar ternyata
hanyalah mimpi dan khayalan, akhirnya sirnalah segala keindahan semu, tinggal
keletihan, hilang nafsu dan kebinasaan menunggu.
Kedua keyakinan bahwa berbagai resiko
yang sangat menyakitkan akan ditemuinya jika dia gagal melupakan yang
dikasihinya, dia akan mengalami dua hal yang menyakitkan sekaligus, yaitu:gagal
dalam mendapatkan kekasih yang diinginkannya, dan bencana menyakitkan dan siksa
yang pasti akan menimpanya. Jika yakin bakal mendapati dua hal menyakitkan ini
niscaya akan mudah baginya meninggalkan perasaan ingin memiliki yang
dicinta.Dia akan bepikir bahwa sabar menahan diri itu lebih baik. Akal, agama ,
harga diri dan kemanusiaannya akan memerintahkannya untuk bersabar sedikit demi
mendapatkan kebahagiaan yang abadi. Sementara kebodohan, hawa nafsu,
kezalimannya kan memerintahkannya untuk mengalah mendapatkan apa yang
dikasihinya . orang yang terhindar adalah orang-orang yang dipelihara oleh
Allah.
4. Jika hawa nafsunya masih tetap
ngotot dan tidak terima dengan terapi tadi, maka hendaklah berfikir mengenai
dampak negatif dan kerusakan yang akan ditimbulkannya segera, dan kemasalahatan
yang akan gagal diraihnya. Sebab mengikuti hawa nafsunya akan menimbulkan
kerusakan dunia dan menepis kebaikan yang datang, lebih parah lagi dengan
memperturutkan hawa nafsu ini akan menghalanginya untuk mendapat petunjuk yang
merupakan kunci keberhasilannya dan kemaslahatannya.
5. Jika terapi ini tidak mempan juga
untuknya, hendaklah dia selalu mengingat sisi-sisi kejelekan kekasihnya,dan
hal-hal yang membuatnya dampat menjauh darinya, jika dia mau mencari-cari
kejelekan yang ada pada kekasihnya niscaya dia akan mendapatkannya lebih
dominan dari keindahannya, hendaklah dia banyak bertanya kepada orang-orang
yang berada disekeliling kekasihnya tentang berbagai kejelekannya yang
tersembunyi baginya. Sebab sebagaiman kecantikan adalah faktor pendorong
seseorang untuk mencintai kekasihnya demikian pula kejelekan adalah pendorong
kuat agar dia dapat membencinya dan menjauhinya. Hendaklah dia mempertimbangkan
dua sisi ini dan memilih yang terbaik baginya. Jangan sampai terperdaya dengan
kecantikan kulit dengan membandingkannya dengan orang yang terkena penyakit
sopak dan kusta, tetapi hendaklah dia memalingkan pandangannnya kepada
kejelelekan sikap dan prilakunya, hendaklah dia menutup matanya dari kecantikan
fisik dan melihat kepada kejekan yang diceritakan mengenainya dan kejelekan
hatinya.
6. Jika terapi ini masih saja tidak
mempan baginya, maka terapi terakhir adalah mengadu dan memohon dengan jujur kepada
Allah yang senantiasa menolong orang-orang yang ditimpa musibah jika memohon
kepadaNya, hendaklah dia menyerahkan jiwa sepenuhnya dihadapan kebesaranNya,
sambil memohon, merendahkan dan menghinakan diri. Jika dia dapat melaksankan
terapi akhir ini, maka sesunguhnya dia telah membuka pintu taufik (pertolongan
Allah). Hendaklah dia berbuat iffah (menjaga diri) dan menyembunyikan
perasaannya, jangan sampai dia menjelek-jelekkan kekasihanya dan
mempermalukannya dihadapan manusia, ataupun menyakitinya, sebab hal tersebut
adalah kezaliman dan melampaui batas.
PENUTUP
Demikianlah kiat-kiat khusus untuk menyembuhkan penyakit ini. Namun ibarat kata pepatah: mencegah lebih baik daripada mengobati, maka sebelum terkena lebih baik menghindar. Bagaimana cara menghindarinya? tidak lain dengan tazkiyatun nafs.
Demikianlah kiat-kiat khusus untuk menyembuhkan penyakit ini. Namun ibarat kata pepatah: mencegah lebih baik daripada mengobati, maka sebelum terkena lebih baik menghindar. Bagaimana cara menghindarinya? tidak lain dengan tazkiyatun nafs.
Semoga pembahasan ini bermanfaat.
[Diterjemahkan oleh : Ustadz Ahmad
Ridwan,Lc (Abu Fairuz Al-Medani), Dari kitab : Zadul Ma'ad Fi Hadyi Khairi
Ibad, Juz 4, halaman 265-274, Penulis Ibnu Qayyim Al-Jauziah]
http://ivoniezahra.multiply.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Di perbolehkan Komentar asal sopan dan tidak melanggar UU